DUAMENITBERMANFAAT.blogspot.co.id - Pagi ini, hari minggu, saya chat dengan seorang teman, basa basi: “Lagi apa pak?” dan dia bilang, “Lagi...
DUAMENITBERMANFAAT.blogspot.co.id - Pagi ini, hari minggu, saya chat dengan seorang teman, basa basi: “Lagi apa pak?” dan dia bilang, “Lagi kerja pak, dilapangan.” “Lho Minggu kok kerja pak? “ Ya ini meu lembur dulu, karena rabu kamis mau dolan ke Bali sama anak2.”
Saya selalu tertawa ketika orang bilang: “Hari ini kan hari libur.” “Saya tidak punya waktu pak untuk ikut seminar 5 hari.” “Sebentar lagi sudah jam 5 pak, besok saja ya.” “Saya terlalu sibuk pak, mana ada waktu rileks makan siang, nanti weekend saja.”
Saya pikir salah satu pembeda pada entrepreneur adalah, dia lebih “menguasai waktunya.” Minggu tetap boleh kerja, selasa libur, liburan lembur, hari kera malah tidur.” Entrepreneur lebih memikirkan hasil daripada belenggu waktu.
Menjadi sukses membutuhkan kita untuk bisa menguasai waktu kita, bukan kita menjadi budak waktu. Kita menetapkan kapan kerja, kerja prioritas yang mana, dan kapan kita istirahat, ngopi, dan dolan.
Saya menasehati anak dan sahabat saya. Kalau perlu sabtu minggu kerja, liburlah selasa, jangan membelenggu diri dengan “frame” waktu. Kerjakan saat itu tepat, dan tidak perlu ikut pendapat orang lain.
Waktu adalah hal paling adil dalam dunia ini, si kaya miskin sukses gagal punya jumlah yang sama. Bagaimana kita mengontrol dan memanfaatkan waktu kita dengan maksimal adalah kelebihan kita.
Semua orang punya waktu yang cukup, bila mampu memaksimalkannya dengan benar. 28 jam seharipun tidak cukup kalau kita bekerja dengan cara yang salah. Hal penting sering tidak terlihat sebagai hal penting, hal mendesak sering2 perlu kita buang saja tidak usah kerjakan.
Selamat menikmati Minggu, baik istirahat, dolan, menikmati angin segar, ataupun bekerja keras banting tulang. Waktu itu milik anda, kuasa anda, gunakan sesuka anda. Salam sukses selalu.
*Tanadi Santoso. Surabaya, 13 Agustus 2017.
Saya selalu tertawa ketika orang bilang: “Hari ini kan hari libur.” “Saya tidak punya waktu pak untuk ikut seminar 5 hari.” “Sebentar lagi sudah jam 5 pak, besok saja ya.” “Saya terlalu sibuk pak, mana ada waktu rileks makan siang, nanti weekend saja.”
Saya pikir salah satu pembeda pada entrepreneur adalah, dia lebih “menguasai waktunya.” Minggu tetap boleh kerja, selasa libur, liburan lembur, hari kera malah tidur.” Entrepreneur lebih memikirkan hasil daripada belenggu waktu.
Menjadi sukses membutuhkan kita untuk bisa menguasai waktu kita, bukan kita menjadi budak waktu. Kita menetapkan kapan kerja, kerja prioritas yang mana, dan kapan kita istirahat, ngopi, dan dolan.
Saya menasehati anak dan sahabat saya. Kalau perlu sabtu minggu kerja, liburlah selasa, jangan membelenggu diri dengan “frame” waktu. Kerjakan saat itu tepat, dan tidak perlu ikut pendapat orang lain.
Waktu adalah hal paling adil dalam dunia ini, si kaya miskin sukses gagal punya jumlah yang sama. Bagaimana kita mengontrol dan memanfaatkan waktu kita dengan maksimal adalah kelebihan kita.
Semua orang punya waktu yang cukup, bila mampu memaksimalkannya dengan benar. 28 jam seharipun tidak cukup kalau kita bekerja dengan cara yang salah. Hal penting sering tidak terlihat sebagai hal penting, hal mendesak sering2 perlu kita buang saja tidak usah kerjakan.
Selamat menikmati Minggu, baik istirahat, dolan, menikmati angin segar, ataupun bekerja keras banting tulang. Waktu itu milik anda, kuasa anda, gunakan sesuka anda. Salam sukses selalu.
*Tanadi Santoso. Surabaya, 13 Agustus 2017.