Penelitian Dampak Rokok Elektrik Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) m...
Penelitian Dampak Rokok Elektrik
Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) memaparkan hasil penelitian terhadap dampak rokok elektrik bagi kesehatan.
Peneliti YPKP, drg. Amaliya, mengatakan informasi keamanan rokok elektrik di Indonesia masih simpang siur.
"Padahal, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jepang, dan Korea, rokok elektrik telah digunakan sebagai alternatif pengganti rokok konvensional oleh masyarakat dan sebagai metode menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap," kata dia.
Selama ini, kata dia, fenomena rokok elektrik belum pernah diteliti secara mendalam di Indonesia. Untuk itu, YPKP bekerja sama dengan Unpad menelitinya.
Hasil penelitian tahap awal, dari sembilan jenis cairan rokok elektrik, terdapat kandungan UP Propylene Glycol, USP Glycerin Natural/Vegetable, dan pemanis.
"Ketiga zat tersebut bukanlah zat berbahaya dan aman dikonsumsi manusia," kata Amaliya, Kamis (1/12/2016).
Penelitian yang berlangsung selama enam bulan ini, kata dia, diawasi Prof. Ahmad Syawqie dan beberapa peneliti lain dari Unpad.
M. Ilham Karim dan Zulfi Prayogo, peneliti muda dari YPKP, juga menyampaikan beberapa cairan rotrik berbahan baku tembakau juga relatif aman dikonsumsi.
YPKP berharap hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan pemerintah dalam merumuskan regulasi untuk rokok elektrik.
"Agar bisa mengklasifikasikan mana produk yang aman dan mana yang tidak," kata Ilham. Selama ini, kata dia, pemerintah terlihat serampangan melarang produk rokok elektrik.
YPKP pernah menyampaikan penelitian ini pada 3rd Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) dalam presentasi berjudul “Urgensi Upaya Pengendalian Rokok Elektrik di Indonesia”, beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
** source : http://jabar.metrotvnews.com/peristiwa/GNGy4mpk-unpad-ypkp-paparkan-penelitian-dampak-rokok-elektrik
Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) memaparkan hasil penelitian terhadap dampak rokok elektrik bagi kesehatan.
Peneliti YPKP, drg. Amaliya, mengatakan informasi keamanan rokok elektrik di Indonesia masih simpang siur.
"Padahal, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jepang, dan Korea, rokok elektrik telah digunakan sebagai alternatif pengganti rokok konvensional oleh masyarakat dan sebagai metode menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap," kata dia.
Selama ini, kata dia, fenomena rokok elektrik belum pernah diteliti secara mendalam di Indonesia. Untuk itu, YPKP bekerja sama dengan Unpad menelitinya.
Hasil penelitian tahap awal, dari sembilan jenis cairan rokok elektrik, terdapat kandungan UP Propylene Glycol, USP Glycerin Natural/Vegetable, dan pemanis.
"Ketiga zat tersebut bukanlah zat berbahaya dan aman dikonsumsi manusia," kata Amaliya, Kamis (1/12/2016).
Penelitian yang berlangsung selama enam bulan ini, kata dia, diawasi Prof. Ahmad Syawqie dan beberapa peneliti lain dari Unpad.
M. Ilham Karim dan Zulfi Prayogo, peneliti muda dari YPKP, juga menyampaikan beberapa cairan rotrik berbahan baku tembakau juga relatif aman dikonsumsi.
YPKP berharap hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan pemerintah dalam merumuskan regulasi untuk rokok elektrik.
"Agar bisa mengklasifikasikan mana produk yang aman dan mana yang tidak," kata Ilham. Selama ini, kata dia, pemerintah terlihat serampangan melarang produk rokok elektrik.
YPKP pernah menyampaikan penelitian ini pada 3rd Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) dalam presentasi berjudul “Urgensi Upaya Pengendalian Rokok Elektrik di Indonesia”, beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
** source : http://jabar.metrotvnews.com/peristiwa/GNGy4mpk-unpad-ypkp-paparkan-penelitian-dampak-rokok-elektrik